Pertama
sebagai pelajar. Kaum berpendidikan tak ubahnya striker dalam permainan sepak
bola di negaranya. Kita harus membuka mata lebar-lebar dan juga harus menutup
telinga rapat-rapat. Maksudnya membuka mata untuk semu
a kebenaran ilmu
pengetahuan dan anjuran-anjuran kebajikan baik dari pelajaran moral, maupun
dari pelajaran agama. Dan menutup telinga dari semua doktrin hebat mutakhir
tentang kebiadaban dan kejahatan berkedok agama. Karena dengan mempunyai
moralitas tinggi, amnesia tidak akan sembrono dalam memanfaatkan teknologi.
Justru akan menjadikan teknologi sebagai alat untuk memaslahatkan umat manusia.

Keadaan sekarang
adalah buah dari reaksi yang telah dan
sedang dilakukan oleh semua orang di muka bumi ini. Oleh karena itu menjadi
sangatlah penting meluruskan pandangan kita terkait penggunaan nuklir secara
umum.
Dalam
hal ini, penulis membagi beberapa kelompok berdasarkan posisi dalam kehidupan.
Sebagai pelajar, sebagai warga Indonesia, sebagai umat Islam, dan sebagai
penduduk Bumi.
Merefleksi dari penggunaan bahan radioaktif
yang telah dijelaskan sebelumnya, harapan sangat yang sangat besar bagi kaum bagi kaum pelajar
untuk bias menjadi titik krusial dalam pengembangan teknologi nuklir dan
menjaga dari penyalahgunaannya.tanpa kualitas keilmuan yang tinggi , pelajar
Indonesia tidak akan bias menyentuh radioaktif, apalagi memanfaatkannya.
Kedua,
sebagai warga Indonesia. Pembuatan senjata-senjata nuklir di atas bias menjadi
poin penting untuk mendongkrak semangat kebangsaan. Dewasa ini semangat cinta
tanah air semakin terkikis habis. Terbukti dengan banyaknya mahasiswa cemerlang
yang memilih untuk mengharumkan bangsa lain.
Ketiga,
sebagai umat Islam. Setelah runtuhnya dinasti Ottoman di Turki tahun 1924, umat
Islam semakin terpuruk. Ironisnya lagi, sekarang umat islam bak buih di lautan
yang terombang ambing oleh ombak kaum non-islam. Dengan melihat dahsyatnya bom
nuklir, sebagai umat islam haruslah tergerak hatinya untuk bisa melindungi
saudara-saudara seislam yang tak berdosa dari dampak-dampak negatif nom nuklir.
Karena hanyalah orang yang mempunyai semangat jihad dan keilmuan yang tinggi
yang bisa menghentikannya tanpa adanya kontak senjata dan korban nyawa.
Keempat, sebagai
penduduk Bumi. Planet bumi sekarang ini sudah seperti para lansia yang tinggal
menunggu waktu ajalnya. Ironisnya, penyakit yang diderita bumi tak lain adalah
karena ulah tangan-tangan manusia yang tidak tahu berterimakasih. Bom nuklir
bisa memporak porandakan puluhan kilometer dan memusnahkan kehidupan di
dalamnya. Sebagai pribumi, selayaknya kita harus ikut andil dalam menjaga
kesehatan bumi yang sudah lanjut usia. Salah satunya dengan cara menumbuhkan
kesadaran akan bahaya dampak hulu ledak nuklir itu.