Dunia memang tempatnya masalah. Dari masalah yang segede
debu, sampai yang sekecil Jupiter. Dari masalah yang kita buat sendiri, sampai
kita bertanya apakah masalah yang membuat kita. Semua itu tidak lebih hanyalah
sebuah pendidikan untuk kita yang tidak bisa di dapat di universitas sekaliber
Harvard sekalipun. Belajar dari masalah lebih berarti daripada belajar dari
teori. Seperti sebuah kata yang pernah tergores di kelasku “Untuk tidak
melakukan kesalahan, kita perlu pengalaman, untuk mendapat pengalaman, kita
perlu melakukan beberapa kesalahan.” Begitulah cara kerja masalah.
Seharusnya
di dunia ini tidak ada orang menyerah ataupun putus asa. Kenapa tho? Coba kita
studi banding ke lingkungan sekitar. Perhatikan pohon kecil di pinggir jalan.
Sendirian, tumbih dengan penuh kecemasan akan terlindas roda kendaraan. Bisa
kapan saja tumbang oleh angin, air banjir, atau terinjak sendal jepit
orang-orang yang berlalu lalang. Dengan
segala resiko hidup-matinya, pohon kecil itu tetap hidup dengan tenang dan
tidak mengeluh. Dia berserah diri sepenuhnya kepada Sang Kholiq akan
kelangsungan hidupnya. Kitasebagai manusia seharusnya bisa lebih berani
menjalani kehidupan yang penuh lika-liku ini, tidak putus asa, pasalnya,
manusia di beri kemampuan lebih oleh Allah, sangat lebih dibanding pohon mungil
di tepi jalan tadi. Bayangkan jika kita hidup sebagai pohon kecil itu. Tidak
ada gunanya menangis, menyesal, dia harus menjalani hidupnya melawan segudang
resiko kematiannya.
Bila
pohon yang kemampuannya sangatlah terbatas bisa menjalani kehidupannya, apalagi
manusia makhluk yang paling sempurna? Hanya orang bodoh yang merasa tidak mampu
menghadapi masalah. Allah menguji seseorang sesuai kadar kemampuannya. Bila
tidak mampu, berarti orang itu tidak lulus dari ujian Allah.
Jadi
anggapan bahwa “Aku tidak mampu melakukan itu,” salah besar. Karena harapan itu
selalu ada, harapan untuk BISA dan BISA.
No comments:
Post a Comment