Saturday, January 12, 2013

Bukan Secercah Harapan Lagi, Tapi Harapan Setinggi Langit


Dunia memang tempatnya masalah. Dari masalah yang segede debu, sampai yang sekecil Jupiter. Dari masalah yang kita buat sendiri, sampai kita bertanya apakah masalah yang membuat kita. Semua itu tidak lebih hanyalah sebuah pendidikan untuk kita yang tidak bisa di dapat di universitas sekaliber Harvard sekalipun. Belajar dari masalah lebih berarti daripada belajar dari teori. Seperti sebuah kata yang pernah tergores di kelasku “Untuk tidak melakukan kesalahan, kita perlu pengalaman, untuk mendapat pengalaman, kita perlu melakukan beberapa kesalahan.” Begitulah cara kerja masalah.
                Seharusnya di dunia ini tidak ada orang menyerah ataupun putus asa. Kenapa tho? Coba kita studi banding ke lingkungan sekitar. Perhatikan pohon kecil di pinggir jalan. Sendirian, tumbih dengan penuh kecemasan akan terlindas roda kendaraan. Bisa kapan saja tumbang oleh angin, air banjir, atau terinjak sendal jepit orang-orang  yang berlalu lalang. Dengan segala resiko hidup-matinya, pohon kecil itu tetap hidup dengan tenang dan tidak mengeluh. Dia berserah diri sepenuhnya kepada Sang Kholiq akan kelangsungan hidupnya. Kitasebagai manusia seharusnya bisa lebih berani menjalani kehidupan yang penuh lika-liku ini, tidak putus asa, pasalnya, manusia di beri kemampuan lebih oleh Allah, sangat lebih dibanding pohon mungil di tepi jalan tadi. Bayangkan jika kita hidup sebagai pohon kecil itu. Tidak ada gunanya menangis, menyesal, dia harus menjalani hidupnya melawan segudang resiko kematiannya.
                Bila pohon yang kemampuannya sangatlah terbatas bisa menjalani kehidupannya, apalagi manusia makhluk yang paling sempurna? Hanya orang bodoh yang merasa tidak mampu menghadapi masalah. Allah menguji seseorang sesuai kadar kemampuannya. Bila tidak mampu, berarti orang itu tidak lulus dari ujian Allah.
                Jadi anggapan bahwa “Aku tidak mampu melakukan itu,” salah besar. Karena harapan itu selalu ada, harapan untuk BISA dan BISA.