Tuesday, January 7, 2014

Inventing ...

Sama halnya perang, kemajuan IPTEK juga mempunyai dua sisi yang berbeda. Sisi positif dan sisi negatif. Memang tujuan awal ide-ide brilian para ilmuan adalah untuk kemaslahatan umat manusia, tapi pada akhirnya banyak dari mereka termakan sifat-sifat kehewanan untuk membuat penemuan yang justru mengancam kehidupan manusia, bahkan lebih parah lagi, kehidupan bumi.
Refolusi industri di Inggris telah mengubah dunia seratus delapan puluh derajat. Dari penebangan pohon untuk membuat surat, menjadi telegram, dan terus berkembang sampai yang paling mutakhir video converent dimana dua insane saling berkomunikasi tanpa mengenal jarak dan waktu, ekslusif seperti halnya ngobrol empat mata dalam acara coffee break.
Perkembangan IPTEK sebagai dampak yang paling dominan melesat bak shinkansen. Hampir di setiap sudut dunia terdapat teknologi, sebagai buah pikiran para penerus James Watt itu. Tak heran jika sekarang disebut era teknologi.
Tak terhitung memang jumlah ‘Black Inventing’ dari era awal revolusi industri sampai abad millennium ini. Salah satu yang paling fenomenal adalah bom nuklir. Kakek dari petasan ini dapat membuat sebuah negara porak poranda   dalam sekali pukul. Ironisnya, dampak buruk dari bom ini tidak berhinti di situ saja. Radiasi nuklir yang dihasilkan dapat membunuh manusia dan lingkungan sekitaar ledakan. Korban perdananya adalah Jepang. Di negeri matahari terbit itu dua bom nuklir sukses memperlihatkan eksistensinya ke public dengan meluluh lantakkan dua kota, Hiroshima, dan Nagasaki. Bahkan menjadikan kota itu kota mati sampai sekarang. Oleh karena itu, penulis tergerak untuk melakukan studi kasus mengungkap perjalanan bom nuklir yang menjadi buah bibir setelah peristiwa tersebut, bahkan menjadi komoditas yang digadang-gadang bias menjadi senjata paling hebat yang pernah dibuat manusia.

No comments:

Post a Comment