Wednesday, January 16, 2013

Takut Bahasa Inggris, Baca ini !


Genderang perang era globalisasi sudah lama ditabuh. Sekat antar negara sudah dicabut. Komunikasi antar bangsa bagai langsung bertatap muka. Rumus kecepatan v = s:t udah bagai v=1:t. Hanya butuh hitungan detik sebuah informasi menyebar ke seluruh dunia. Semua orang terlibat, dari kalangan elit sampai orang alit, dari orang jongos sampai bos.
Pengen jadi orang yang mengglobal kan?
Nah, makanya kita harus belajar n mengamalkan Bahasa Inggris. Coz bahasa yang satu ini adalah bahasa internasional yang paling banyak di mengerti oleh dunia.
“You can if you think you can.” Bahasa Inggris itu mudah harus tertanam, dan terukir rapih di otak. Kalau pengen sukses ya kudu siap menghadapi masalah. Coba renungkan, pasti masalah berbahasa Inggris kita tidak lepas dari :
  1. Kurang Vocab
Orang Inggris menghafal vocab? Listen up guys. Mendengarkan adalah cara yang efektif untuk menambah bank vocab di otak kita. Karena mendengarkan itu sangat penting seperti sebuah kata bijak “Orang tuli biasanya bisu.” Saya sendiri mendapat vocab dari main game. Bonusnya ada cara pengucapannya langsung. Lagu juga bisa jadi alternatif lain kalau tidak suka baca. Tapi habis itu cari artinya dikamus, jangan Cuma dengerin.
  1. Takut salah
Alasannya kalau salah, malu. Ya apa ya? Kita kan pelajar (orang yang sedang belajar), namanya juga belajar, tentu tidak bisa lepas dari salah. Kalau sudah benar semua, ngapain belajar? Langsung aja jadi guru. So, speak up, jangan takut salah teman.
  1. Kurang PD
“Sok banget sih pake bahasa inggris.” Itu salah atu dari ribuan kata yang membuat mental kita, semangat kita DOWN, remuk berkeping-keping menjadi lembek dan menguap. Tapi lihat, kalu kita sudah bicara dengan bule, baru bengong tuh orang. So, jangan minder yah.
  1. Pronoun jelek
Fakta berbicara bahwa orang Indonesia itu fasih-fasih dalam berbahasa apapun. Di Jogja tukang becak aja pake bahasa Inggris, fasih pula. Rahasiamnya, listening up n practice. Jangan pernah menyerahuntuk belajar.

Sekarang sudah tahu masalah dan solusinya. Tinggal prakteknya. Semangat teman. Be smart, be global person.

Saturday, January 12, 2013

Bukan Secercah Harapan Lagi, Tapi Harapan Setinggi Langit


Dunia memang tempatnya masalah. Dari masalah yang segede debu, sampai yang sekecil Jupiter. Dari masalah yang kita buat sendiri, sampai kita bertanya apakah masalah yang membuat kita. Semua itu tidak lebih hanyalah sebuah pendidikan untuk kita yang tidak bisa di dapat di universitas sekaliber Harvard sekalipun. Belajar dari masalah lebih berarti daripada belajar dari teori. Seperti sebuah kata yang pernah tergores di kelasku “Untuk tidak melakukan kesalahan, kita perlu pengalaman, untuk mendapat pengalaman, kita perlu melakukan beberapa kesalahan.” Begitulah cara kerja masalah.
                Seharusnya di dunia ini tidak ada orang menyerah ataupun putus asa. Kenapa tho? Coba kita studi banding ke lingkungan sekitar. Perhatikan pohon kecil di pinggir jalan. Sendirian, tumbih dengan penuh kecemasan akan terlindas roda kendaraan. Bisa kapan saja tumbang oleh angin, air banjir, atau terinjak sendal jepit orang-orang  yang berlalu lalang. Dengan segala resiko hidup-matinya, pohon kecil itu tetap hidup dengan tenang dan tidak mengeluh. Dia berserah diri sepenuhnya kepada Sang Kholiq akan kelangsungan hidupnya. Kitasebagai manusia seharusnya bisa lebih berani menjalani kehidupan yang penuh lika-liku ini, tidak putus asa, pasalnya, manusia di beri kemampuan lebih oleh Allah, sangat lebih dibanding pohon mungil di tepi jalan tadi. Bayangkan jika kita hidup sebagai pohon kecil itu. Tidak ada gunanya menangis, menyesal, dia harus menjalani hidupnya melawan segudang resiko kematiannya.
                Bila pohon yang kemampuannya sangatlah terbatas bisa menjalani kehidupannya, apalagi manusia makhluk yang paling sempurna? Hanya orang bodoh yang merasa tidak mampu menghadapi masalah. Allah menguji seseorang sesuai kadar kemampuannya. Bila tidak mampu, berarti orang itu tidak lulus dari ujian Allah.
                Jadi anggapan bahwa “Aku tidak mampu melakukan itu,” salah besar. Karena harapan itu selalu ada, harapan untuk BISA dan BISA.

Monday, January 7, 2013

Tips Jaga Sendal, Santri Yang Punya Sandal Wajib Baca !



Kebiasaan sendal hilang dipondok? Tenang,  nggak usah khawatir, kabarnya di 2013 uang seribu rupiah akan menjadi satu rupiah. So, menabunglah untuk sekedar membeli sendal jepit yang murah untuk persediaan .
                Sudah berapa tips yang anda coba? Puluhan, ratusan, atau bahkan tidak pernah? Mungkin karena di pesantren sudah seperti keluarga (apa sok keluarga?), terlalu dekat sampai-sampai semua barang “satu untuk semua, semua untuk satu”. Terlebih di pesantren yang santrinya ribuan seperti pesantren tercintaku ini.
                Frustasi terkadang dan pasti muncul ketika sendal yang baru dibeli beberapa jam yang lalu HILANG yanpa jejak. Akibatnya, si korban mencuri sendal lain sebagai pelampiasan, korban kedua juga demikian sampai akhirnya terbentuklan “Rantai Pencurian Sendal Abadi.”
                Berbagai cara pun dilakukan hanya untuk mengamankan sepasang sendal agar tidak hilang. Dari mulai menyiksa sendal dengan benda tajam sampai tidak berbentuk sampai menggembok sendalyang sejatinya harga gemboknya bagai langit dan bumi dengan sendalnya.
                Disini penulis terilhami dari anak-anak MAK di pondok tercintaku. Ini termasuk tips jitu untuk mengamankan sendal sendiri, teman, dan kiainya sekalian.
                Ini dia teknisnya :
                Pertama, sediakan tempat yang bisa menampung minimal 10 pasang sendal. Tempat sangatlah berperan untuk hilangnya sendal. Oleh karena itu kita butuh tempat yang luas dan mudah dilihat. Tempat parkir sendal biasa lebih baik tuh. Jangan khawatir hilang, INGAT, Allah menuruti prasangka kita teman, hilang, ya hilang.
                Kedua, carilah beberapa orang yang berhati malaikat, yang rela berkorban demi orang lain (anggap aja jihad). Orang-orang inilah yang akan menjadi scurity sendal. Jangan pikirkan gaji, Allah maha kaya lagi maha pengasih.
                Ketiga, Buatlah jadwal jaga. Tiap waktu jaga 2 orang mengawasi sebelum dan ketika kegiatan berlangsung (kalo ngaji tetep ngaji yah, jangan ditinggal). Setelah selesai kegiatan (ex. Shalat jama’ah), 2 orang lain menggantikanyang 2 tadi. Kasihan belum shalat.
                Begitulah caranya. Eits kelupaan, yang boleh naruh sendal hanya “Sendal Sepasang”, sendal selen terpaksa diamankan untuk menghindari rantai pencurian sendal bereinkarnasi. Jangan lupa sendal-sendalnya ditata rapi untuk mempermudah pengambilan.
                Buat penjaga, bawalah pentungan dan pasng muka tegas tingkat jendral untuk menghindari pencuri suci. Kalau perlu, jaga sambil teriak-teriak “Mas yang nggak punya sendal jangan maling!”
                Sekian tips aman “Sendal Parking” dari Atah. Selamat mencoba.. ^_^

Note : Tips ini berlaku bagi anda yang memakai sendal, yang lepek atau makai sepatu beda lagi.

Saturday, January 5, 2013

Kreatif ?!


Gara-gara osis sekolahku ngadain pensi(pentas seni), hari ini aku ingin berbicara tentang kreatifitas.
                Kreatif itu penting, untuk mewarnai hitam-putih hidup kita. Terlebih lagi bagi kaum pencari ilmu. Sampai- sampai si jenius Enstein berhipotesis “Imagination is better than knowledge”. ‘Cause what? Karena pengetahuan itu terbatas, sedang imajinasi tak ada batasan baginya, n’ pengetahuan banyak yang terlahi dari ibu yang bernama IMAGINATION.
                Kembali ke bahasan kita. Dari berslide-slide seni rupa yang di pentaskan, dapat diambil kesimpulan versi penulis bahwa ‘Anak putra cenderung nglawak dalam pentasnya, sedangkan putri cenderung ke cerita yang dramatis.” Dari tahun-tahun sebelumnya juga tidak jauh-jauh dari tema itu. Mengapa bisa terjadi?
                Mari kita kembali ke masa TK. Sebagian besar Ibu guru kita tidak sadar telah membunuh kreatifitas muridnya yang masih polos dan unyu-unyu. Gambar gunung harus digambar berjejer (gunung kembar) dengan matahari diatasnya dan hamparan sawah yang mengapit sungai atau jalan dibawahnya. Saat menggambar daun, beliau menyuruh dengan warna hijau. Padahal daun banyak warnanya.
 Tapi itu semua itu ada positifnya lho. Anak jadi bisa berpikir logis dan anak terdidik untuk menaati peraturan baik dari guru ataupun orang tuanya. Hasilnya, ya kita sekarang ini.
Kalau terlalu dibebaskan, anak akan menjadi susah diatur. Karena mereka beranggapan bahwa gurunya telah menganggapnya benar. Kesinambungan asumsi tersebut yang akan terpahat rapih di otak anak.
                So, kreatif itu terbentuk dari pribadi n’ edukasi tiap individu suatu bangsa. Dari sel kreatif membentuk jaringan kreatif, organ kreatif, sistem organ kreatif, individu kreatif, seterusnya sampai terbentuk bangsa yang kreatif.